Tuesday, 13 December 2016

9 Langkah Mendekat Kepada ALLAH SWT



Menurut Al Ghazali, agama adalah jalan atau perjalanan menuju Allah. Dalam terminologi sufistik perjalan ini dinamai al-Suluk,  sedangkan penempuh perjalanan dinamai al-Salik, sang penempuh perjalanan, dan yang dituju (al-Mathlub) adalah Allah SWT (Mizan al-amal, 1979).

Dalam bahasa yang lebih umum perjalanan ini dinamai taqarrub, yaitu proses mendekatkan diri kepada Allah. Taqarrub ini valid, absah, karena Allah adalah dekat, qarib (QS. Al-Baqarah: Ayat 186), bahkan lebih dekat dari urat nadi manusia (QS. Qaf: Ayat 16) 

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sungguh Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-'Ankabut: Ayat 69)

"Siapa mendekat kepada KU (Allah) sejengkal, maka aku akan mendekatinya satu hasta, Siapa yang mendekat kepada KU (Allah) satu hasta, maka aku akan mendekat kepadanya satu depa. Dan siapa yang mendekat kepada KU (Allah) dengan berjalan kaki, maka aku akan mendekatinya dengan berlari-lari kecil." (HR Muslim)

Mendekati Allah SWT dalam bahasa gaulnya PDKT (pendekatan) sama Allah SWT adalah sebuah ikhtiar insani untuk meraih kecintaan Allah SWT, meraih kecintaan Allah SWT bukan berarti semua keinginan kita dipenuhi oleh Allah SWT. Dicintai Allah SWT berarti Allah SWT yang akan membimbing kita sehingga apabila berbuat salah Allah lah yang menegur langsung, diberi petunjuk untuk bisa mengenal Allah dan taufik serta hidayah untuk menjalankan perintah dan larangannya. Inilah karunia nikmat terbesar dalam hidup ini, Karunia ditunjuki jalan yang lurus yang hanya Allah berikan kepada Nabi nya, Shiddiqin dan Orang-orang Shalihin.

1. Bertobat kepada Allah SWT

"Nabi bersabda, setiap manusia adalah pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan adalah orang yang selalu bertaubat." (HR. Tirmidzi)

Para Nabipun belajar dari kesalahan, Nabi Ibrahim menemukan agama tauhid melalui suatu upaya runtutan yang keliru (QS. Al-An'am: Ayat 75-82), Nabi Musa melakukan pembunuhan yang tak sengaja kemudian menyesali dan mengambil pelajaran darinya (QS Al-Qasas: Ayat 15-19 ), Nabi Daud diajari suatu pelajaran penting yang menyadarkannya akan kesalahannya di masa lampau (QS. Sad: Ayat 21-26).

Tidak seperti Malaikat yang bisa selalu taat kepada Allah, Manusia diberi potensi kebaikan dan keburukan, maka beruntunglah orang yang selalu mensucikannya dan merugilah orang yang mengotorinya.

Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)Nya (7) maka dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya (8) sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa) itu dan sungguh rugi orang yang mengotorinya (10). (QS. Asy-Syams : Ayat 7-10)


Salah satu jalan untuk meminta ampunan penghapusan dosa adalah dengan beristighfar (Astaghfirullah) (QS. Nuh: Ayat 10-12). Dengan beristighfar kita memohon ampunan Allah. Bila Allah mengampuni, Dia lebih dari sekedar menghapus dosa kita. Dia menerima taubat kita dan datang menolong kita (QS. Ali 'Imran: Ayat 31).  Dia membantu kita memperbaiki kerusakan yang kita timpakan atas diri kita sendiri (QS. Al-Ahzab: Ayat 71), dan membimbing kita kepada perbaikan (QS. Al-Hadid: Ayat 78). Bahkan, taubat dapat menghantar hamba menjadi kekasihnya: Sungguh Allah mencintai orang yang bertaubat dan orang yang menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah: Ayat 222).

2.  Memperhatikan Ayat-Ayat Allah di Alam Semesta

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain”.(HR. Bukhari no: 4739).

Hadits diatas mengingatkan kita bahwa orang yang paling baik dalam pandangan Allah adalah orang yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya, maka untuk menjadi manusia terbaik di mata Allah adalah bukan hanya yang belajar Al Qur'an, tetapi juga mengajarkannya.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."(QS. Al-Baqarah: Ayat 164)
***
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,  (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imran: Ayat 190-191)
***
"Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong." (QS. Al-Kahf: Ayat 51)
***
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui." (QS. Ar-Rum: Ayat 22)
***
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ghafir: Ayat 57)
***
Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". (QS. Asy-Syu'ara': Ayat 29)

3. Bersihkan Hati Selalu

"Sesungguhnya Allah TIDAK MELIHAT RUPA dan HARTA kalian, tetapi Ia MELIHATI HATI dan AMAL kalian." (HR. Muslim)


Dan demi jiwa serta penyempurnannya, maka kami ilhamkan kepadanya jalan kefasikan dan taqwa, sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu dan sungguh rugi orang yang mengotorinya (QS. Asy-Syams: Ayat 7 - 10)

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: Ayat 28)

Ibarat manusia memilih jodoh (pria/ikhwan) memilih (wanita/akhwat) yang akan dijadikan istrinya dengan  maka kriterianya ada 4 : Kecantikan, Kekayaan, Agama , dan Keturunan yang baik. Dari 4 kriteria itu adalah kriteria manusia dalam melihat calon istrinya .

Allah SWT dalam melihat hambanya hanya melihat hatinya, dalam hati segala perbuatan, niat berasal dari hatilah yang menentukan baik buruknya seseorang.
Seperti dalam hadits

"Sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila baik, maka baiklah seluruh amalnya dan bila segumpal daging itu buruk maka buruklah segala perbuatannya.

Maka perbuatan  manusia  adalah cerminan dari apa yang ada di dalam hatinya.

Teknik-Teknik Praktis Penyucian Jiwa :

1. Ilmu yang bermanfaat
2. Amal Saleh
    A. Shalat
    B. Zakat dan Sedekah
    C. Puasa
    D. Haji
    E. Jihad
    F. Ibadah-Ibadah Sunnah
3. Muhasabah dan Taubat
    A. Muhasabah
    B. Taubat
    C. Bersahabat dengan orang-orang saleh dan merenungi keadaan mereka

    D. Menikah

***

4. Mencintai Allah Lebih dari yang Lain

Dalam bahasa sufi Allah itu Maha Pencemburu, dosa yang tidak diampuni adalah dosa syirik (menduakan Allah) “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

5. Jadikan Hanya Allah Tujuan dan Sandaran (Tawakkal)  dalam Hati

Dalam kehidupan ini banyak tujuan hidup yang bisa terlintas dalam hati, misalnya dalam bekerja di kantor atau berdagang, bisa jadi tujuannya hanya untuk memenuhi tujuan hidup sehari-hari tanpa ada tujuan ibadah kepada Allah SWT, untuk bisa mendekati Allah atau menjadi kekasih Allah maka aktivitas sehari-hari harus ditujukan hanya untuk beribadah kepada Allah.

"Dan Tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat: Ayat 56)

Maka sebaik-baik niat untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah.

”Sesungguhnya Allah tak menciptakan dua hati dalam rongga dada manusia." (QS. Al-Ahzab: Ayat 4)

Artinya, jika kita isi hati kita dengan segala sesuatu yang tak sejalan dengan penghambaan kita kepada-Nya, maka kesadaran akan Allah tak memiliki tempat di dalamnya.

Jika Allah telah menjadi tujuan hidup dan sandaran kehidupan hanya kepada Allah SWT, maka saat itulah Allah SWT akan terasa begitu dekat dengan hamba-Nya, pada saat tidak ada tujuan kecuali Allah tujuannya dan tidak ada sandaran, kecuali bersandar kepada Allah.


Menurut Ibnu Qoyyim Al Jauzi: “Tawakal merupakan amalan dan ubuddiyah (baca; penghambaan) hati dengan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala ‘kecukupan’ bagi dirinya…, dengan tetap melaksanakan ‘sebab-sebab’ (baca ; faktor-faktor yang mengarahkannya pada sesuatu yang dicarinya) serta usaha keras untuk dapat memperolehnya.” (Al-Jauzi/Arruh-fi Kalam ala Arwahil Amwat wal Ahya’ bidalail minal Kitab was Sunnah, 1975 : 254)

6. Bersungguh-sungguh dalam Menuju Allah

"Dan Orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Al-'Ankabut:  Ayat 69)

7. Mencari Ilmu Tentang Allah (Ma’rifatullah)

Jika ada orang yang bertanya siapakah Allah? Maka tidak ada salahnya di beri jawaban yang sederhana: “Katakanlah, DIA-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya. (QS. Al-Ikhlas: Ayat 1-4)

Jika masih bertanya untuk kedua kalinya : Siapakah Allah itu ? maka tidak ada salah diberi jawaban yang sesuai dengan pertanyaan itu: “Allah, tidak ada Illah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar (QS. Al-Baqarah: Ayat 255)

Jika masih juga bertanya tentang Allah, Maka benar jika diberi jawaban : “Dialah Allah  yang tiada Illah selain Dia. Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Raja yang Maha Suci. Yang Maha Sejahtera. Yang Mengaruniakan Keamanan. Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa. Yang Maha Kuasa. Yang Memiliki Segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang menciptakan Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa. Yang mempunyai nama-nama yang indah. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dialah Yang Maha Perkasa lagi maha Bijaksana (QS. Al-Hasyr: Ayat 22-24)

Mempelajari Ilmu tentang Allah adalah salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan ma’rifatullah (mengenal) Allah kita akan tahu sifat-sifat Allah melalui Asmaul Husna (Nama-nama Allah) yang berjumlah 99

8. Melakukan yang Allah Sukai

Al Qur'an adalah kitab yang tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk bagi orang-orang beriman. (QS. Al-Baqarah: Ayat 2)

Dalam Al Qur'an banyak ayat yang menyebutkan Allah mencintai perbuatan-perbuatan tertentu seperti dibawah ini:

Ayat-ayat Al Qur'an yang diawali dengan kata Allah mencintai:

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran: Ayat 31)
***
"(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali 'Imran: Ayat 76)
***

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali 'Imran: Ayat 134)
***

"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar." (QS. Ali 'Imran: Ayat 146)
***

"Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali 'Imran: Ayat 148)
***

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu  Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali 'Imran: Ayat 159)
***

"Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Hujurat: Ayat 9)
***

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah: Ayat 8)
***

"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. As-Saff: Ayat 4)

Diawali dengan kata Allah menyukai :

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: Ayat 195)
***

"(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya , dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Maidah: Ayat 13)
***

"Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil." (QS. Al-Maidah: Ayat 42
***

"Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Al-Maidah: Ayat 93)
***

"kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa." (QS. At-Taubah: Ayat 4)
***

"Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil Haram? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah: Ayat 7)
***

"Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS. At-Taubah: Ayat 108)

9. Ingatlah Allah Selalu

"Ingatlah Allah disaat waktu lapang, niscaya Allah akan mengingatmu di waktu sempit."
(HR. Muslim dan Tirmidzi)

Allah SWT berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar’rad: Ayat 28). Bagi orang yang sedang merasakan kesusahan atau sedang dirundung suatu masalah besar, dzikir dapat membantu hatinya agar merasa tenang, serta berikhtiar dan mengembalikannya kepada Allah SWT.

Sumber:

No comments:

Post a Comment